Thursday, November 17, 2011

TIMNAS SENIOR JEBLOK KARENA JUDI "Farid Wadjdi"

1321537277924959789
Kekalahan demi kekalahan yang terus menimpa timnas senior kita tak pelak lagi telah menghempaskan harapan besar masyarakat pecinta bola Indonesia akan prestasi yang sempat berkibar pada ajang Piala AFF yang lalu. Walau pun pada akhirnya timnas tidak berhasil mempersempahkan gelar, namun optimisme kita tetap bersemi, bahwa kita telah menemukan format the dream team, yang akan terus berkibar pada ajang internasional berikutnya.
Pergantian kepemimpinan PSSI, pada awalnya juga mengembuskan harapan baru akan pembenahan sistem kepengurusan dan pembinaan PSSI yang lebih transparan dan profesional, dan melepaskan PSSI dari figur Nurdin Halid yang penuh dengan kontroversi. Semua masyarakat mendukung asa perubahan ini.
Namun, di tengah tumbuhnya harapan yang sedang berkembang, masyarakat dikejutkan dengan adanya keputusan pengurus baru yang sangat kontroversial, yaitu pemecatan Riedl. Ketua PSSI yang baru dengan gagahnya mengumumkan pemecatan Riedl. “Ini yang gempar. Per-besok (Kamis, 14 Juli) pelatihnya bukan Riedl,” ujarnya di kantor PSSI, Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (13/7/11) sore WIB. Berita selengkapnya baca di sini.
Pergantian yang secara mendadak itu sontak memunculkan berbagai pertanyaan. Apa alasannya? Dan apa gerangan yang sedang terjadi? PSSI yang semula begitu gagah mengumumkan pemecatan itu, kemudian mulai kelabakan meladeni banyaknya pertanyaan yang muncul. Jawaban dan penjelasannya menjadi tidak konsisten. Mulai dari kontrak yang individual, untuk penyegaran, kemudian PSSI berubah hendak menawari Riedl jabatan direktur teknik, dan sekarang tidak jelas lagi. Reputasi pengganti Riedl pun juga tidak terlalu istimewa. Wim hanya pernah menangani Trinidad Tobago selama setahun delapan bulan dari Juli 2006 sampai Desember 2007. Sebelumnya dia menjadi asisten Leo Beenhakker di Trinidad Tobago di Piala Dunia 2006. Kemudian dia menangani klub Indonesia PSM, dengan hasil terakhir PSM di posisi ketiga LPI.
Saya jadi berpikir, dibalik ketidaksiapan PSSI meladeni berbagai pertanyaan itu, sebenarnya PSSI tengah melakukan perjudian yang berbahaya, dengan taruhan yang besar, yaitu timnas PSSI yang tengah menemukan performa terbaiknya.
Namanya permainan judi, kemungkinannya hanya ada dua, yaitu menang atau kalah. Pada babak awal pra piala dunia, sebenarnya timnas telah berhasil melewati fase yang cukup penting dengan mengalahkan Turkmenistan, dan melaju ke babak berikut. PSSI pun untuk sejenak tersenyum merayakan kemenangan perjudiannya. Namun pada pertandingan-pertandingan berikutnya, tak sekalipun timnas meraih kemenangan, bahkan gawang timnas menjadi lumbung gol. Dalam lima laga, gawang timnas senior kemasukan 16 gol dan hanya memasukkan 3 gol.
Dari hasil ini sebenarnya sudah cukup untuk mengevalusai, apa yang harus dilakukan oleh PSSI terhadap kepelatihan Wim Rijsbergen. Tapi dalam perjudian, kemungkinan untuk menang selalu ada dalam pikiran penjudinya, meskipun itu tidak didasari dengan hal-hal yang beralasan. Yang ada adalah kemungkinan permutasi kemenangan.
Dan sekarang, setelah timnas senior hancur, dalam 5 pertandingan, kemasukan 16 gol dan hanya memasukkan 3 gol, ditambah dengan berbagai kontroversi yang dimunculkan oleh sikap Wim dan keretakan timnas yang ditimbulkannya, apakah PSSI masih akan meneruskan perjudian ini? Bisa jadi benar lirik lagu Rhoma Irama, “aku melarat karena judi”. Ya, PSSI melarat prestasi karena mengambil kebijakan yang bersifat “gambling” dan tergesa-gesa.
Lain harapan para pecinta bola Indonesia, lain pula apa yang akan dilakukan PSSI. Ternyata PSSI menyatakan Wim tetap aman di posisinya. Inilah pernyataan Pak Djohar, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin menegaskan, Wim tidak akan digantikan oleh pelatih manapun hingga durasi kontraknya berakhir dua tahun lagi. “Dia bukan pesulap. Dia menangani tim ini juga belum lama. Tidak mungkin langsung dalam waktu singkat,” kata Djohar usai menyaksikan lomba panahan SEA Games XXVI di Senayan, Rabu (16/11/2011) kemarin. Selengkapnya baca di sini.
Tapi ada juga berita bahwa Wim akan digeser menjadi direktur teknik PSSI. Dan inilah pernyataan Pak Djohar tentang hal tersebut. Sementara itu, ketua umum PSSI Djohar Arifin saat mengunjungi latihan timnas U-23 pada hari yang sama mengatakan adanya rencana besar merombak struktur manajerial pelatih. “Kita akan membentuk direktur teknik untuk membuat sistem pelatihan yang lebih padu. Karena kita punya enam timnas di bawahnya, mulai U-16, U-17, U-18, U-19, U-21 dan U-23. Karena itu diperlukan orang yang mengkoordinir hal ini,” terangnya. “Ada peluang Wim Rijsbergen di tempatkan di sana (Direktur Teknik),” tandasnya. Selengkapnya baca di sini.
Sekali lagi, Apakah PSSI akan tetap meneruskan perjudian ini ………….???

No comments:

Post a Comment